Kontrakan
Beranda Tips Menyesal Beli Rumah Subsidi – True Story

Menyesal Beli Rumah Subsidi – True Story

Menyesal Beli Rumah Subsidi – Harga tanah dan bangunan yang cenderung naik harganya dan bahkan tidak selaras dengan kenaikan gaji masyarakat itu sendiri. Hal ini membuat banyak orang kebinggungan bagaimana cara mereka membeli rumah yang harganya jauh melampaui daya beli masyarakat. Acap kali membeli rumah subsidi menjadi alternatif solusi untuk memiliki hunian dengan bantuan subsidi dari pemerintah.

Apa itu Rumah Subsidi?

Seperti namanya, rumah subsidi adalah program pemerintah yang membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk mendapatkan tempat tinggal murah dan layak. Rumah ini bisa diperoleh melalui skema KPR secara konvensional ataupun syariah.

Sebetulnya, dibandingkan rumah komersil (non-subsidi), KPR subsidi memiliki perbedaan yang cukup jelas. Beda rumah subsidi dan non-subsidi antara lain beda harga jual, fasilitas, dan spesifikasinya. Namanya juga ‘rumah murah’ jadi ada rupa ada harga. Karena harganya yang terjangkau, fasilitas rumah subsidi juga seadanya, sebut saja kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan ruang tamu.

Supaya kamu tak menyesal beli rumah subsidi, lebih baik ketahui dulu kelebihan dan kekurangan dari rumah subsidi.

Kelebihan Beli Rumah Subsidi

  • Siap huni
  • Harga lebih murah
  • Developer terpercaya
  • Masa tenor relatif lama
  • Uang muka (DP) lebih kecil
  • Bebas PPN dan premi asuransi
  • Suku bunga rendah dan tetap

Kekurangan Beli Rumah Subsidi

  • Lokasi seringkali tidak strategis (pelosok)
  • Kualitas bangunan standar bahkan sering kali hanya seadanya
  • Luas lahan terbatas atau sempit
  • Air sering bermasalah, kecuali pakai PDAM

Persyaratan pengajuan KPR rumah subsidi akan dicek dengan cukup ketat, rumah subsidi hanya boleh dibeli oleh orang yang sama sekali belum pernah membeli rumah. Dan setelah dibeli, rumah subsidi harus ditempati, tidak boleh disewakan.

Pengalaman Beli Rumah Subsidi

menyesal beli rumah subsidi

Kontrakan.web.id akan merangkum beberapa opini berdasarkan pengalalaman orang-orang yang sudah membeli sekaligus tinggal di lingkungan rumah subsidi. Bagaimana cerita suka duka mereka? Simak ceritanya di bawah ini.

Bermula dari survey dan pengajuan KPR rumah subsidi, ada sedikit tips yang ampuh ketika membeli rumah baik itu subsidi atau komersil, lebih baik survey bangunan saat musim hujan maka adanya kebocoran, air rembes di dinding, dan lain sebagainya akan lebih nampak. Jadi kamu bisa komplain soal hal itu sehingga tak perlu keluar biaya perbaikan.

Saat pengajuan KPR rumah subsidi memang prosesnya ribet, ya memang begitulah yang namanya birokrasi di negara ini. Terkadang proses pengajuan ini memakan waktu berbulan-bulan, dan petugas bank terkait akan mensurvey lokasi dimana kamu bekerja karena memang syaratnya lebih mudah jika kamu seorang karyawan tetap yang sudah bekerja minimal satu tahun.

Bila sudah disetujui maka akad rumah bisa dilaksananakan dan rumah itu jadi milikmu. Namun jangan salah, terkadang petugas bank memeriksa secara random (dadakan) dengan mendatangi rumah yang mengajukan KPR subsidi. Mereka akan mengecek data diri berupa KTP, KK, buku nikah dan sebagainya.

Bila ditemui ketidaksesuaian data maka imbasnya suku bunga yang seharusnya flat sebesar 5% pertahun akan berubah jadi tidak flat lagi (naik).

Penyesalan Selama Tinggal di Rumah Subsidi

Ada beberapa hal yang sering jadi alasan sebagian orang menyesal beli rumah subsidi. Ya namanya juga rumah murah jadi tidak usah berharap banyak pada kualitas bangunan. Ada harga ada rupa, seringkali proses pengerjaan bangunan terekesan asal-asalan yang penting kejar target, airnya pun belum tentu mengalir, kalau janji developernya dapet mesit jet pump sih oke tapi pengeborannya itu ga ada garansi sampai dapat air atau tidak, lebih baik yang sudah pakai PDAM saja.

Lokasinya juga perlu disurvey, jarang sekali ada rumah subsidi yang stretegis karena mereka cari yang lahannya murah. Sedangkan lahan murah hanya didapat di lokasi polosok, kemana-mana tentu jauh. Belum lagi kalau lokasi itu sering banjir, bisa kacau kalau beli rumah permanen tapi langganan banjir. Lebih baik jangan, cari saja yang lain!

Terkadang lampu penerangan jalan dan sudut perumahan tidak terurus bahkan tidak dipasang penerangan sama sekali.

Kita tidak bisa menyangkal bahwa program subsidi pemerintah ini diperuntukan untuk masyarakat kurang mampu (miskin) oleh sebab itu yang tinggal di perumahan ini adalah mereka yang berpenghasilan rendah, masyarakat pedesaan, bahkan sampai yang kurang berpendidikan. Efeknya apa? Tata krama untuk tidak mencampuri urusan orang lain kerap dilanggar, hal ini itu seringkali dikomentari, asal nyelonong masuk rumah, suka gaduh dan berhutang.

FYI, jika kamu tinggal pedesaan pelosok yang tertinggal dalam segala aspek maka budaya masyarakatnya lebih parah daripada yang disebutkan di atas. Memang tabiat masyarakat kalangan bawah seperti itu, ya semoga bisa lebih cepat belajar bahwa dunia bergerak cepat jika tidak belajar maka akan semakin tertinggal.

Nah itulah beberapa penyesalan setelah membeli rumah subsidi. Harganya yang murah jadi penyesalan itu bisa sedikit terobati tapi tetap saja bila ada pilihan rumah yang lebih baik dan dana mencukupi maka pindah saja, hehe.

Tips Membeli Rumah Subsidi Supaya Tak Menyesal

Membeli rumah subsidi bisa menjadi pilihan alternatif untuk memiliki hunian sendiri dengan harga yang lebih terjangkau. Namun, proses pembelian rumah subsidi juga memiliki banyak risiko yang harus dihindari agar tidak menyesal di kemudian hari. Berikut adalah lima kesalahan umum yang harus dihindari saat membeli rumah subsidi.

1. Tidak Memeriksa Legalitas Rumah

Sebelum memutuskan untuk membeli rumah subsidi, pastikan legalitas rumah sudah terjamin dengan baik. Periksa dokumen-dokumen seperti sertifikat hak milik, izin pembangunan, serta persetujuan dari pihak berwenang. Jangan terburu-buru dalam proses pembelian dan pastikan semua dokumen sudah terverifikasi secara benar.

2. Tidak Memeriksa Lokasi Rumah

Lokasi rumah subsidi bisa menjadi faktor penting dalam menentukan kualitas hunian yang akan dibeli. Pastikan lokasi rumah sudah terhubung dengan jaringan transportasi publik, fasilitas umum seperti pasar dan sekolah, serta jangan lupa memeriksa lingkungan sekitar rumah tersebut. Sebuah lokasi yang tidak strategis bisa membuat kamu kesulitan dalam akses ke berbagai fasilitas penting.

3. Tidak Menghitung Biaya-Biaya Tambahan

Saat membeli rumah subsidi, banyak biaya-biaya tambahan yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Mulai dari biaya administrasi, biaya asuransi, hingga biaya pengalihan hak atas tanah. Pastikan kamu sudah menghitung semua biaya tambahan tersebut sebelum memutuskan untuk membeli rumah subsidi.

4. Tidak Memperhatikan Kondisi Bangunan

Kondisi bangunan rumah subsidi juga perlu dipertimbangkan sebelum membeli. Pastikan bangunan rumah sudah terawat dengan baik dan tidak memiliki kerusakan yang signifikan. Periksa kualitas material yang digunakan dalam pembangunan, seperti jenis cat, bahan bangunan, dan instalasi listrik. Pastikan semuanya berada dalam kondisi yang baik.

5. Tidak Mengajukan KPR ke Bank yang Tepat

Saat membeli rumah subsidi, pengajuan KPR ke bank yang tepat bisa menjadi kunci sukses dalam proses pembelian. Pastikan kamu memilih bank yang memiliki program KPR dengan bunga yang rendah dan tenor yang sesuai dengan kemampuan pembayaran kamu. Jangan tergiur dengan promo-promo yang ditawarkan oleh bank lain, pastikan kamu memilih bank yang memiliki reputasi yang baik dalam memberikan layanan KPR.

Dalam membeli rumah subsidi, menghindari kesalahan-kesalahan di atas sangatlah penting. Pastikan kamu memperhatikan semua hal yang diperlukan sebelum memutuskan untuk membeli rumah subsidi. Dengan begitu, kamu bisa memiliki hunian impian tanpa harus merasa menyesal di kemudian hari.

Kesimpulan

Setelah membeli rumah subsidi, banyak orang yang akhirnya merasa menyesal dan berharap mereka tidak pernah melakukannya. Meskipun konsepnya terdengar menarik bagi mereka yang mencari tempat tinggal yang lebih terjangkau, namun kenyataannya, ada banyak risiko dan kerugian yang terkait dengan membeli rumah subsidi.

Salah satu masalah utama dengan rumah subsidi adalah kualitasnya yang seringkali rendah. Banyak pengembang yang membangun rumah subsidi dengan bahan-bahan murah dan standar yang rendah, sehingga menghasilkan rumah yang tidak tahan lama dan mudah rusak. Selain itu, proses pembangunan yang buruk dan kurang pengawasan membuat rumah subsidi seringkali tidak sesuai dengan spesifikasi dan standar yang dijanjikan.

Banyak rumah subsidi dibangun di daerah yang jauh dari pusat kota dan fasilitas umum, seperti sekolah, rumah sakit, dan tempat kerja. Hal ini seringkali membuat para pemilik rumah subsidi mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan dan mengakses layanan publik, sehingga memicu biaya transportasi yang lebih tinggi.

Tak hanya itu, rumah subsidi juga seringkali terkena masalah penurunan harga jual yang signifikan. Ini disebabkan oleh kualitas yang rendah dan lokasi yang buruk, sehingga menjadikan rumah subsidi sulit untuk dijual kembali. Seiring berjalannya waktu, harga jualnya cenderung semakin menurun, yang dapat menyebabkan kerugian besar bagi pemiliknya.

Dalam hal ini, membeli rumah subsidi terkadang bisa menjadi pengalaman yang sangat mengecewakan. Meskipun membeli rumah subsidi terlihat seperti investasi yang bagus pada awalnya, kenyataannya, risiko dan kerugian yang terkait dengan pembelian rumah subsidi jauh lebih besar daripada manfaatnya. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk membeli rumah subsidi, pastikan untuk mempertimbangkan dengan matang risiko dan manfaatnya, sehingga Anda tidak menyesal di kemudian hari.

FAQs

Apakah Rumah Subsidi Bisa Dijual Kembali?

Bisa dengan catatan telah memenuhi syarat sebagaimana di dalam Pasal 74 ayat (5), rumah tapak atau satuan rumah susun (sarusun) hanya dapat disewakan dan/atau dialihkan kepemilikannya apabila terjadi kondisi berikut:

  1. Pewarisan;
  2. Telah dihuni lebih dari 5 tahun untuk rumah tapak;
  3. Telah dihuni lebih dari 20 tahun untuk sarusun;
  4. Pindah tempat tinggal akibat peningkatan sosial ekonomi; atau
  5. Untuk kepentingan Bank Pelaksana dalam rangka penyelesaian kredit atau pembiayaan bermasalah.

Berapa Lama Proses Beli Rumah Subsidi?

Umumnya butuh waktu 1-3 bulan sejak pengajuan KPR sampai proses akad rumah subsidi.

Apakah Rumah Subsidi Bisa Langsung Ditempati?

Bila sudah menyelesaikan birokrasi jual beli, melunasi pajak pembeli, sudah ada akad dengan pihak perbankan, dan selesai proses serah terima dari developer maka rumah bisa ditempati.

Kenapa Rumah Subsidi Murah?

Karena merupakan program bantuan dari pemerintah, maka nominal cicilan yang perlu dibayarkan setiap bulannya lebih murah dibandingkan dengan KPR biasa.

Berapa Lama Rumah Subsidi Boleh Direnovasi?

Batas waktu yang diberikan untuk merenovasi rumah subsidi yaitu, lima tahun. Dalam jangka waktu ini pemilik rumah dilarang mengubah bentuk bagian depan rumah dan atau membuat rumah jadi bertingkat. Sedikit perubahan kecil saja bisa dilakukan seperti menambah pagar.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan